Berbagi Pengetahuan, Pengalaman dan Belajar Bersama Budidaya Lebah penghasil madu tanpa sengat (stingless bee) dari genus Trigona yang di Pulau Kalimantan dikenal dengan nama Lebah Kelulut.
Senin, 18 Mei 2020
Sama-Sama Kelulut Namun Berbeda Jenis
Pada tahun 2019 yang lalu, Tim Peneliti dari akademisi Kelulut Malaysia yang diketuai Abu Hasan Jalil berkunjung ke beberapa lokasi peternak kelulut yang ada di Kalimantan Selatan. Di akhir kunjungan beliau membeli 1 liter madu kelulut dari jenis Tetragonula Fuscobalteata seharga Rp 2.000.000,- dari salah satu peternak kelulut di Kalimantan Selatan. Meski harga tersebut sudah cukup mencengangkan namun menurut beliau harga ini masih termasuk wajar karena apabila madu Fusco ini sudah masuk ke Jepang maka akan bernilai Rp 10.000.000,-.
Memperoleh Koloni Tanpa harus menebangi
Di Brazil, sejak tahun 2004 koloni lebah Trigona (Kelulut) yang boleh diperjual belikan adalah hasil dari budidaya (pecah koloni). Sedangkan pengambilan dari alam hanya diperbolehkan dengan cara membuat perangkap dengan sarang buatan (sumber majalah Trubus). Di Indonesia, kami masih belum mengetahui apakah ada hal serupa yang mengatur tentang budidaya Trigona (kelulut) secara nasional. Namun, untuk Kalimantan Selatan terdapat surat edaran dari Dinas Kehutanan Kalsel Nomor: 522/22.431/PMPPS/Dishut/2018 tanggal 30 November 2018 yang menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan penebangan pohon di dalam maupun luar Kawasan hutan untuk mengambil koloni kelulut.
Perlakuan Pertama Koloni Itama
Berbeda dengan laeviceps yang memiliki tingkat adaptasi tinggi. Ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan pembudidaya kelulut jenis Itama saat koloni pertama kali tiba di lokasi budidaya yang kita persiapkan.
Hal pertama adalah Jangan buka pintu sarang kelulut sebelum benar-benar diletakkan di tempat yang telah ditentukan. Saya pernah punya pengalaman saat pertama koloni tiba, pintu keluarnya saya buka, setelah beberapa jam saya berpikir memindah log sekitar 3 meter dari lokasi awal. Ternyata lebah pekerja yang sudah terlanjur keluar mencari lokasi pakan Kembali ke lokasi log awal. Mereka terbang berputar-putar selama beberapa jam kebingungan mencari sarang kemudian menghilang.
Jangan Terburu-buru, Pelajarilah Terlebih Dahulu
Suatu Ketika ada teman bercerita tentang seseorang yang membeli puluhan koloni kelulut seharga puluhan juta untuk dibudidayakan. Kemudahan ternak kelulut seperti yang banyak beredar di internet mungkin membuatnya tertarik menginvestasikan modal yang besar untuk terjun ke dunia budidaya kelulut, namun mungkin tanpa mempelajari lebih dalam mengenai seluk beluk budidayanya.
Dia menempatkan seluruh koloni di satu lokasi tanpa mempertimbangkan ketersediaan sumber pakan berupa pohon dan tanaman berbunga di lokasi tersebut. Alhasil, kurangnya pakan menyebabkan lebah berebut makanan di bunga yang ada. Perang antar koloni tak terhindarkan, koloni kuat menyerang koloni lemah untuk merebut polen dan madu dari sarangnya. Sebagian koloni lainnya terpaksa hijrah mencari vegetasi yang kaya sumber pakan. Akhirnya niat awal budidaya Kelulut demi menghasilkan madu yang bernilai jual tinggi malah berakhir dengan kepunahan sebagian besar koloni.
Itama Masuk Kota
Kelulut Jenis Itama biasa kita jumpai diternakkan di areal perkebunan, di desa dan lokasi yang berdekatan dengan hutan. Hal ini karena jenis Itama berukuran cukup besar dibandingkan jenis kelulut lainnya sehingga ketersediaan sumber pakan menjadi amat penting. Asupan pakan Itama amat tergantung kepada lingkungan yang terdapat vegetasi dari beragam tanaman seperti di habitat aslinya di hutan. Meski demikian ternyata beternak lebah kelulut jenis Itama tetap bisa dilakukan di perkotaan.
Kiat Pindah Koloni Aman Sepanjang Jalan
Dalam memindahkan koloni ke lokasi budidaya yang baru tidak bisa sembarangan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar pengangkutan koloni terutama jenis itama agar aman sepanjang jalan. Paling mudah memindahkan koloni adalah pada malam hari karena seluruh koloni lebah kelulut berada di dalam log/kotak budidaya dan biasanya jarang mau keluar. Kami biasanya cuma memencet corong masuknya dan membukanya Kembali saat tiba di lokasi yang baru.
Tips Membeli Koloni Kelulut
Koloni Kelulut sebenarnya bisa diperoleh di alam dengan tetap mempertimbangkan kelestarian alam. Namun bagi sebagian orang terutama diperkotaan, karena keterbatasan waktu maupun kesempatan serta pengalaman menyebabkan hal tersebut belum memungkinkan dilakukan. Hal yang bisa dilakukan adalah memperoleh koloni kelulut dari para pembudidaya lebah. Namun tentunya cara ini memerlukan modal untuk membeli koloni kelulut tersebut.
Rabu, 29 April 2020
Kendala Utama Budidaya Trigona (Kelulut)
Hal yang paling umum diketahui dalam beternak kelulut adalah MUDAH, bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun hingga di tengah perkotaan sekalipun. Namun pada KENYATAANNYA beternak kelulut tak selalu semanis madu. Untuk menjaga stabilitas produksi madu, peternak perlu mengetahui kendala dalam budidaya Trigona (Kelulut). Ada satu kendala utama yang apabila tidak teratasi akan gagal pula keseluruhan upaya kita dalam membudidayakan Kelulut.
Kendala utama tersebut adalah ketersediaan sumber pakan berupa pohon dan tanaman berbunga. Kekurangan sumber pakan akan menyebabkan koloni kelulut kekurangan makanan hingga berakibat pada kematian dan kepunahan koloni. Saat paceklik pakan, tak jarang terjadi perang antar koloni, meski tanpa sengat perkelahian antara kelulut seringkali berakhir dengan kematian akibat saling gigit sampai kepalanya terputus. Untuk memenuh kebutuhan pakan koloni, lebah prajurit dan pekerja akan menyerang koloni lain yang lebih lemah untuk diambil madunnya.
Kelulut Tak Bersengat Tapi Bisa Menggigit
Sudah umum dikenal Lebah kelulut (Trigona) termasuk lebah tidak bersengat. Namun tahukah pembaca meskipun tanpa sengat bukan berarti mereka lemah dalam hal mempertahankan diri, ada kalanya apabila sarangnya diganggu mereka akan menyerang dan menggigit pengganggunya dengan sepasang mandibula pada mulutnya. Saat terjadi perang antar koloni, dengan mandibula ini antar lebah akan saling gigit hingga kepala salah satu lawannya terputus dan berakhir kematian.
Meski jarang menyerang manusia namun ada beberapa jenis kelulut tertentu yang terkenal galak seperti Biroi dan Fuscobalteata yang bisa menyerang manusia saat membuka sarangnya. Jenis lainnya yang terkenal jinak seperti Itama dan Laeviceps ada kalanya dalam kondisi tertentu bisa menjadi galak dan menyerang manusia saat sarangnya diganggu.
Itama, Kelulut Primadona Para Pembudidaya
Heterotrigona Itama tergolong spesies kelulut (Trigona) berukuran besar, panjangnya mencapai 7 mm. Untuk perbandingan Kelulut jenis laeviceps panjangnya hanya 3-4 mm. Dengan ukuran tubuh Itama yang besar, Jenis ini unggul dalam hal produksi madu. Oleh sebab itu, Itama merupakan salah satu pilihan favorit para pembudidaya kelulut.
Produksi madu kelulut Itama bisa mencapai 500 ml per bulan saat musim kemarau dari setiap koloni tergantung ketersediaan pakan berupa bunga di sekitar lokasi budidaya. Itama memiliki kantong madu yang besar, ukurannya mencapai seukuran kelereng sehingga memudahkan panen madu dengan cara disedot baik dengan pipet, alat suntik modifikasi hingga mesin sedot. Kita bahkan bisa minum madu langsung dari sarangnya hanya dengan bermodal sedotan minuman.
Produksi madu kelulut Itama bisa mencapai 500 ml per bulan saat musim kemarau dari setiap koloni tergantung ketersediaan pakan berupa bunga di sekitar lokasi budidaya. Itama memiliki kantong madu yang besar, ukurannya mencapai seukuran kelereng sehingga memudahkan panen madu dengan cara disedot baik dengan pipet, alat suntik modifikasi hingga mesin sedot. Kita bahkan bisa minum madu langsung dari sarangnya hanya dengan bermodal sedotan minuman.
Laeviceps, Si Kelulut Tangguh dan Adaptif
Tetragonula Laeviceps merupakan salah satu lebah kelulut (Trigona) yang penyebarannya paling luas, jenis ini agak mudah di temukan di berbagai lokasi, baik di pemukiman warga, di areal perkebuan maupun hutan. Musababnya, T.Laeviceps merupakan jenis kelulut yang paling adaptif dibandingkan dibandingkan jenis lainnya. Dia mampu bertahan pada suhu yang panas hingga 42 derajat celcius dan mampu hidup di daerah yang miskin pakan.
T. Laeviceps mampu bertahan hidup di berbagai media, baik alami maupun media buatan manusia yang tidak diperuntukkan bagi kehidupan koloninya seperti dipondasi rumah, tumpukan kayu bakar, lipatan gorden, bekas kaleng cat hingga tas bekas. T. Laevicept juga terkenal sebagai “premannya” trigona karena lebih kuat Ketika terjadi pertarungan. Meski tak punya sengat, perkalahian kelulut biasanya berakhir dengan kematian karena saling gigit hingga kelanya putus.
T. Laeviceps mampu bertahan hidup di berbagai media, baik alami maupun media buatan manusia yang tidak diperuntukkan bagi kehidupan koloninya seperti dipondasi rumah, tumpukan kayu bakar, lipatan gorden, bekas kaleng cat hingga tas bekas. T. Laevicept juga terkenal sebagai “premannya” trigona karena lebih kuat Ketika terjadi pertarungan. Meski tak punya sengat, perkalahian kelulut biasanya berakhir dengan kematian karena saling gigit hingga kelanya putus.
Selasa, 28 April 2020
Kebenaran Al Qur'an Dalam Kehidupan Lebah
Allah mengistimewakan lebah dengan menjadikannya sebagai salah satu nama surah di dalam Al Qur’an yaitu surah An-Nahl (lebah). Di dalam surah tersebut terdapat 2 ayat yang scara spesifik menjelaskan tentang lebah yaitu Surah An-Nahl ayat 68-69.
Bagi umat Muslim, Al Qur’an adalah kitab suci yang tiada keraguan di dalamnya, benar dan tiada kesalahan. Khusus untuk kedua ayat di atas, Bagi yang telah terjun ke dunia perlebahan pasti menyakini kebenaran ayat tersebut karena memang sesuai dengan kenyataan yang ada. Kebenaran apakah yang bisa diambil dari sudut pandang dunia perlebahan mari kita lihat sbb:
Bagi umat Muslim, Al Qur’an adalah kitab suci yang tiada keraguan di dalamnya, benar dan tiada kesalahan. Khusus untuk kedua ayat di atas, Bagi yang telah terjun ke dunia perlebahan pasti menyakini kebenaran ayat tersebut karena memang sesuai dengan kenyataan yang ada. Kebenaran apakah yang bisa diambil dari sudut pandang dunia perlebahan mari kita lihat sbb:
Kamis, 16 April 2020
Poin-Poin Penting Sebelum Budidaya kelulut
Saya memahami, bagi yang belum punya koloni kelulut tentu sangat ingin memulai praktek membudidayakan kelulut. Tetapi, ibaratnya budidaya kelulut adalah sebuah bangunan yang tinggi menjulang, ada bagian tersembunyi yang tidak terlihat sehingga bangunan itu dapat berdiri tegak.
Didalam usaha apapun , haruslah memiliki landasan. Landasan itu seperti pondasi bangunan yang tidak telihat tetapi memiliki peranan yang sangat penting sekali. Tanpa Pondasi maka dapat dipastikan bangunan akan mudah rusak bahkan ambruk. Nah landasan ini harus anda ketahui dan amalkan. Adapun poin-poin penting sebagai landasan kita dalam memulai budidaya kelulut:
Didalam usaha apapun , haruslah memiliki landasan. Landasan itu seperti pondasi bangunan yang tidak telihat tetapi memiliki peranan yang sangat penting sekali. Tanpa Pondasi maka dapat dipastikan bangunan akan mudah rusak bahkan ambruk. Nah landasan ini harus anda ketahui dan amalkan. Adapun poin-poin penting sebagai landasan kita dalam memulai budidaya kelulut:
Selasa, 14 April 2020
Persiapan Budidaya Lebah Madu Kelulut
Budidaya Kelulut dapat dilakukan dimanapun, syaratnya lokasi harus cukup sumber pakan. Asupan pakan lebah Kelulut bergantung kepada lingkungan yang terdapat vegetasi dari beragam tanaman seperti habitat aslinya di hutan. Oleh sebab itu, hal pertama yang harus dilakukan sebelum beternak Kelulut adalah menyiapkan vegetasi dengan menanam berbagai jenis tanaman yang rajin berbunga di sekitar lokasi yang akan dijadikan tempat budidaya.
Penyiapan vegetasi Sangat penting sehingga koloni Kelulut yang akan tiba di lokasi budidaya bisa hidup sejahtera sebagaimana di habitat awalnya. Beragam tanaman paling umum yang ditanam para peternak kelulut diantaranya adalah bunga Matahari, Mata Air Pengantin (AMP), Kaliandra, Lusiana, Batavia, bunga Pagoda, Xanthostemon dan aneka pohon buah. Dari bebagai jenis tanaman bunga dan pepohonan tersebut, kelulut memperoleh Nektar, Polen dan Resin.
Jumat, 10 April 2020
Panen Madu Lebah dari Halaman Rumah
Bermula dari keinginan kami untuk bisa memperoleh madu asli untuk dikonsumsi sendiri dan keluarga di rumah, terbesit keinginan untuk memelihara lebah sehingga madu yang diperoleh benar-benar madu asli karena langsung dipanen sendiri. Namun mendengar beternak lebah, hal pertama yang terbayang tentu sengatannya yang cukup membuat ciut nyali. Sehingga ternak lebah sangat identik dengan lokasi yang jauh dari keramaian seperti kebun dan hutan, sedangkan penulis sendiri tinggal di Kota Banjarmasin yang lumanya padat.
Suatu ketika, penulis menemukan artikel di internet tentang budidaya lebah madu dari jenis Trigona sp. Lebah ini tidak bersengat sehingga tidak membahayakan penghuni rumah. Selain itu, menernakkan trigona juga tidak membutuhkan lahan luas sehingga dapat dilakukan di perkotaan. Lebah trigona ini di Pulau Kalimantan sebutan lokalnya adalah lebah Kelulut. Sejak membaca artikel tersebut, penulis mencoba mempraktekkan memelihara lebah kelulut di halaman rumah di Kota Banjarmasin.
Suatu ketika, penulis menemukan artikel di internet tentang budidaya lebah madu dari jenis Trigona sp. Lebah ini tidak bersengat sehingga tidak membahayakan penghuni rumah. Selain itu, menernakkan trigona juga tidak membutuhkan lahan luas sehingga dapat dilakukan di perkotaan. Lebah trigona ini di Pulau Kalimantan sebutan lokalnya adalah lebah Kelulut. Sejak membaca artikel tersebut, penulis mencoba mempraktekkan memelihara lebah kelulut di halaman rumah di Kota Banjarmasin.
Langganan:
Postingan (Atom)