Senin, 18 Mei 2020

Itama Masuk Kota


Kelulut Jenis Itama biasa kita jumpai diternakkan di areal perkebunan, di desa dan lokasi yang berdekatan dengan hutan. Hal ini karena jenis Itama berukuran cukup besar dibandingkan jenis kelulut lainnya sehingga ketersediaan sumber pakan menjadi amat penting. Asupan pakan Itama amat tergantung kepada lingkungan yang terdapat vegetasi dari beragam tanaman seperti di habitat aslinya di hutan. Meski demikian ternyata beternak lebah kelulut jenis Itama tetap bisa dilakukan di perkotaan. 


Hal ini kami buktikan sendiri dengan mencoba membudidayakan Kelulut jenis Itama di pekarangan rumah kami di Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Sebanyak 6 koloni kelulut Itama tersusun di halaman rumah kami yang masih bertahan hingga sekarang. Yang penting sumber pakan mencukupi. 

Sumber pakan itu dapat terpenuhi dengan menanam pohon buah dan aneka tanaman yang rajin berbunga di sekitar sarang. Halaman rumah kami yang semula kosong seiring waktu kami tanami beberapa tanaman buah dalam pot (tambulpot) dan berbagai tanaman yang rajin berbunga seperti bunga Mata Air Pengantin (AMP), Porana, Xanthostemon, Luciana dan tanaman bunga lainnya. Pekarangan yang semula gersang menjadi sejuk dipandang dan juga kami bisa menambang minuman kesehatan yang meningkatkan ketahanan tubuh keluarga agar terhindar dari berbagai penyakit. 

Selain itu, vegetasi di lingkungan sekitar turut mendukung dengan adanya paling tidak satu pohon buah yang ditanam di setiap halaman rumah tetangga kami. Paling umum pohon buah yang ditanam di perkotaan adalah mangga, belimbing, jambu, rambutan dan sawo. Ini juga menjadi sumber pakan lebah dikala berbunga. Dengan terpenuhinya sumber pakan tersebut, walau kami tidak memiliki pekarangan yang luas namun kami tetap dapat beternak kelulut jenis Itama meskipun di tengah perkotaan. 

Namun demikian, apabila ingin menambah jumlah koloni agar tetap mempertimbangkan populasi sumber pakan dengan jumlah koloni yang ada sehingga koloni tetap dapat bertahan dan menghasilkan madu. Apabila satu koloni itama paling tidak bisa menghasilkan lebih dari 250 ml per bulan maka masih memungkinkan untuk menambah koloni, namun apabila di bawah itu tidak disarankan menambah koloni. Semakin banyak koloni lebah di suatu lokasi artinya semakin banyak pula sumber pakan yang dibutuhkan koloni lebah tersebut untuk bertahan hidup dan menghasilkan madu. 

Apabila ternyata lebih banyak koloni lebah ketimbang sumber pakan maka bisa berakibat polen dan nektar bunga yang ada hanya cukup untuk dimakan oleh koloni lebahnya saja tidak cuku untuk memproduksi madu untuk kita panen. Lebih buruk lagi kalau tidak cukup pakan maka koloni lebah akan sengsara dan kelaparan yang bisa berujung kepada kepunahan. 

Oleh karena itu, apabila ingin membudidayakan kelulut di perkotaan ada baiknya mendatangkan satu sampai dua koloni terlebih dahulu untuk melihat perkembangan koloni dan produksi madunya sambil memperkaya vegetasi yang ada dengan menanam aneka pohon buah dan tanaman berbunga. Kemudian Setelah dirasa bisa adaptasi dan menghasilkan madu baru bisa ditambah koloninya satu demi satu dengan tetap mempertimbangkan populasi vegetasi sumber pakan lebah yang ada. 

Semoga pengalaman kami ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat luas terutama bagi kami sendiri dalam mengembangkan budidaya koloni kelulut (trigona) dimanapun kita berada. Aamiin…. 

Salam Hangat dari Kami Ahmad Ridha 
Banjarmasin, Kalimantan Selatan 
Admin budidayakelulut.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar